Jumat, Oktober 16, 2009

8th: Are You Here With Me?

A single drop of rain. A smile unexplained. A silent gesture. A moment out of time.
*Setetes air hujan jatuh, tempias. Sedang hujan diluar sana. Keheningannya seketika terusik. Seorang wanita yang sedang berdiam diri, duduk dengan resah. Nelangsa terlintas dari kedua bola mata pucat yang berkaca. "Kaukah itu", pikirnya. Yang kali ini merobek sunyiku, menghantamku dengan kedua bongkah gada tepat di jantung, memporak-porandakan nalar, luluh lantak, semasa aku disini terduduk sendiri. "Selamat", ujarnya. Kau telah berhasil, baiduriku. Wanita itu tersenyum. Hanya saja, kali ini bukanlah sebuah senyuman yang tak terartikan. Bisa dirasa indah olehnya sehembus angin yang membawa angan. Angin.

A single blade of grass. A sorrow that will pass. A simple pleasure. A shadow in the rain.

*Sebilah helaian rumput yang terbawa kelana angin. Seiring ia tertiup, seiring pula kehampaan seorang pria teredam. "Kesedihan akan selalu berlalu", renungnya. Bukan sebuah hal yang besar memang, yang gegap gempita menggemparkan. Tetapi, kebahagiaan sederhana yang takkan terbayar dan terganti oleh sesuatu pun. Pria itu tersenyum. "Dingin", pikirnya. Ia menggigil, semakin direngkuhkan tubuhnya di dalam mantel. Seiring waktu, angin bertiup semakin kencang. Hujan pun turun. Air.

This world is made of simple scenes, like reflections from a childhood dream. Each one a seashell lost upon a shore, can there be more.
*Semua itu terjadi hanya sesaat, hanya dalam sekelebatan mata, dalam sebuah skenario Maha Kuasa yang cukup terbaca, saat sang pria melihat wanita itu pertama kali. Berdiri, sendiri, tampak menunggu entah siapa. Pria takjub, terkesima. Mengalir darahnya menuju kepala. Dan berhenti tepat di jantung. Dia tidak tahu, dia entahlah siapa. "Inilah cinta", katanya. Begitu agung, penuh agitasi di dalam relung, sederhana, dan berwarna merah jambu ungu. "Apakah yang harus kuperbuat?", Ia berujar. Sekedar berubahkah, atau menjadi aku yang bukan diriku. Ia bertanya-tanya, meski sebenarnya Ia tahu jawabannya.

Is there a light beyond a sky? Can we ever know the reason why? Like notes that ring and fade into the night. Can that be right?
*Ia tidak bisa dan tidak akan pernah bisa mengajak bintang untuk berbincang dengannya. Karena, kalau Ia bisa, kisah ini hanya akan menjadi sebuah khayal ibarat nestapa semata. Ia merenung menatap langit yang kali ini secerah cahaya matanya. Membangkitkan sisa-sisa kenangan dalam benak, hasil percakapan dengan seorang wanita. Bertanya-tanya, "akankah Ia jadi nyata?"

Oh.. I’m drowning in a sea of leaves, each one a perfect memory.
*Ia mudah untuk dipatahkan. Dibuat bimbang atau ditekan oleh keadaan. Tetapi ia terus menelisik, mencari celah, mengikuti aliran yang mengalun penuh rima. Karena pria itu bernama Air. Wanita menunggu. Pucat pias pasi, bimbang, sembilu menghisapi jemari. "Aku mudah untuk pergi", katanya. Entah kau juga menunggu, atau aku yang akan bertiup berlalu. Sang wanita bernama Angin.

All i want to do float forever. All i want to do is dream forever. Am i sinking in your dream?
*Semenjak saat ini, hingga nanti selamanya, memang semua hanya sekedar angan. Yang kan mengalir bersama air, yang kan berlalu bersama angin. Karena kita tidak hidup selamanya.

Ooh.. Are you here with me forever?
Are you here with me forever?
Are you here with me?


Cerita percintaan memang selalu mudah untuk dijadikan objek penulisan. Hiihaaa. Karena memang saya orang melayu. Judul, lirik, dan inspirasi berasal dari lagu Are You Here With Me oleh Bali Lounge, dan puisi Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana oleh Sapardi Djoko Damono. Dan disela-sela malam menuju satu minggu yang penuh dengan ujian tengah semester, akhirnya, blog saya pun ter-update. Cheers.

sampai jumpa tuan dan puan, kita bersua dilain malam