Sabtu, Mei 02, 2009

5th: Sins, My Friend

*a sleepy conscience.

Sebuah kebahagiaan yang besar muncul saat berhasil membuat orang lain bahagia. Tetapi kesadaran saya sedang mengantuk.

*sometimes, you just have to leave.

Seorang wanita menari dengan lemah gemulai. Dengan gerak-geriknya dicitrakan bayang. Terdengar sekelebatan lagu pengiring yang mengalun, menentramkan.
"You are far. When i could have been your star. You listened to people..."
Seorang pria duduk. Dalam diam. Memperhatikan. Membakar cerutunya. Melihat jam. Tersenyum kecil, sinis. Kemudian pergi berlalu.

*interview with the devil

Wawancaranya dengan Setan akan dimulai kira-kira 2 menit lagi. Nafasnya terburu, tegang memikirkan perihal apa sajakah yang akan ditanyakannya kepada Setan. Keringat bercucuran deras dari keningnya, bagai cangkir kaca dengan lubang yang menganga.
Wawancara akan segera dimulai. Dengan ketenangan yang palsu, ia melangkah masuk ke dalam ruangan. Ditatap olehnya punggung Sang Setan yang berduri, menusuk-nusuk dari lapisan jas yang Setan kenakan. Tanduk Setan berkilauan, dengan ujung setajam pisau. Ia berhenti melangkah, hanya terpisah oleh sedikit jarak.

Seketika, Setan memutar kursinya, berbalik, tersenyum, dan berkata:
"Saya baru saja berniat pergi untuk menjemput anda. Tetapi.."
"Tampaknya anda cukup mandiri untuk menempuh perjalanan kesini sendiri."
"Yah, baguslah kalau begitu.."
"Silahkan duduk."
"Selamat datang dalam lingkaran."
"Haruskah kita mulai?"
"Tentu saja wawancaranya, temanku.."

Wawancara dimulai. Pertanyaannya kepada Setan ialah:
"Dulu."
"Sempat muncul sebuah pemikiran yang amat 'liar' dari manusia."
"Yaitu, bahwasanya."
"Sebenarnya manusialah yang menciptakan Tuhan dalam pikirannya sendiri."
"Tak lain dan tak bukan."
"Adalah untuk menyediakan sebuah sarana pelarian."
"Yaitu demi keberadaan sebuah pihak, yang bisa dijadikan tempat untuk ditangisi."
"Jadi tempat untuk dipertanyakan."
"Tempat untuk dipersalahkan."
"Kemudian."
"Kami menyalahkan kalian, Setan."
"Sebagai satu-satunya pihak yang mampu membisikkan sejenis pemikiran-pemikiran liar dan tak beradab seperti itu."
"Sehingga seketika bisa muncul dan mengemuka dalam logika kami, para manusia yang sempurna."
"Lalu kini saya ingin tahu."
"Apakah benar Tuhan yang menciptakan kalian, Setan?"
"Ataukah, kami?"

Hingga detik ini, pria itu masih terduduk diam penuh dengan kegelisahan.
Setan belum menjawab.

*lazy and disorientated
Besok akan berharap, dan lusa akan berusaha.

Sampai jumpa tuan dan puan, kita bersua dilain malam

Oh iya. Satu lagi. Saya baru potong rambut tadi siang. Kini saya botak. Untuk pertamakalinya semenjak bayi. Saya harap teman-teman saya akan menerima saya apa adanya. Haha. Terima kasih.

2 komentar:

Putri Astuti Herludianto mengatakan...

bebi lucu botak.such a big giant.hihi..
lebih baik dari gondrong.tapi lebih baik kalo ditambah rambut sedikit lagi.tapi tetap lucu.

aku suka cerita tentang wawancara dg setannya.

lakiahlakiah mengatakan...

duh. hahaha. iya makasi put